Search

Bupati Ketapang Paparkan Strategi Pembangunan Berkeadilan di UGM



Yogyakarta – Gedung Auditorium Mubyarto Universitas Gadjah Mada bergema dengan gagasan-gagasan cemerlang. Bukan sekadar seminar biasa, acara ini merupakan perayaan 30 tahun Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan (MEP) FEB UGM, yang diramaikan dengan Seminar Nasional bertema "Mewujudkan Inovasi Berdampak untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan". Acara yang berlangsung Jumat 13 Juni 2025.

Saya Bupati Ketapang, Kalimantan Barat, alumni MEP ke-22 Tahun 2003. Sebagai Bupati saya berbagi perspektif yang berharga tentang tantangan dan peluang pembangunan di daerah, khususnya Kabupaten Ketapang.
Seminar dengan tema "Mewujudkan Inovasi Berdampak untuk Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan" ini memberi saya kesempatan untuk mempresentasikan strategi pembangunan Kabupaten Ketapang melalui Visi "Pembangunan Berkeadilan untuk Kabupaten Ketapang Maju dan Mandiri Melalui Strategi Gotong Royong." Saya menekankan pentingnya inovasi dan gotong royong untuk mencapai pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan.
Presentasi tersebut menyoroti beberapa poin kunci:
- Kondisi Ekonomi: Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pemulihan pasca-pandemi, tetapi masih perlu upaya untuk mencapai pertumbuhan yang stabil dan berkelanjutan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih di bawah rata-rata provinsi dan nasional, menunjukkan perlunya peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Tingkat kemiskinan dan pengangguran menunjukkan tren penurunan, tetapi masih perlu penanganan intensif.
- Investasi Strategis: Investasi besar-besaran di sektor pertambangan dan perkebunan, termasuk proyek strategis nasional (PSN) seperti PT Ketapang Bangun Sarana (KBS) dan PT Borneo Alumindo Prima (BAP) serta Investasi besar juga berasal dari PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW). menjadi penggerak utama perekonomian. Namun, pengelolaan sumber daya alam ini perlu memperhatikan keberlanjutan dan pemerataan manfaat bagi masyarakat.
- Infrastruktur: Pembangunan infrastruktur, termasuk peningkatan indeks infrastruktur daerah, menjadi prioritas. Namun, tantangan masih ada dalam penyediaan infrastruktur dasar (jalan, listrik, dan telekomunikasi) di daerah perhuluan dan desa-desa terpencil. Presentasi secara khusus menyoroti pentingnya infrastruktur pendukung seperti pelabuhan (Pelabuhan Ketapang Sukabangun, Pelabuhan Kendawangan dan Pelabuhan Tembilok) dan Bandara Rahadi Usman untuk menunjang perekonomian.
- Strategi Gotong Royong: Strategi gotong royong dilibatkan untuk meningkatkan kemandirian fiskal daerah, melalui optimalisasi pajak daerah dan pemanfaatan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kerja sama dengan dunia usaha dan program TJSLP (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan) juga menjadi bagian penting dalam pembangunan.
- Program Pembangunan: Program-program yang difokuskan pada pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan dan stunting. Rencana pemekaran daerah (DOB) menjadi salah satu upaya untuk pemerataan pembangunan.
Seminar ini juga menghadirkan deretan pembicara antara lain. Ir. Budi Prasodjo (Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Masyarakat Profesi Penilai Indonesia), memberikan wawasan dari sektor profesional, sementara Dr. Drs. Horas Maurits Panjaitan, (Sekretaris Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri RI), memaparkan kebijakan pemerintah pusat yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Sudut pandang akademis disampaikan oleh Prof. Putu Mahardika Adi Saputra, (Guru Besar FEB Universitas Brawijaya), menghidupkan diskusi dengan data dan analisis yang tajam. Seminar yang dimoderatori oleh Prof. Wihana Kirana Jaya, Guru Besar FEB UGM, ini berjalan lancar dan penuh semangat.

0 Komentar