Search

Sawi Ladang Digemari Karena Rasa dan Nostalgia

Foto : Sensabi/Sawi Ladang yang digemari warga

Foto :Sensabi ini hanya tumbuh di ladang dan hanya ada pada periode tertentu saja

“Dijual sensabi atau sawi kampung”, bunyi sebuah pesan di laman FB dalam sebuah grup bisnis. Tak lama kemudian berderet di kolom komentar para pemesan mendaftarkan diri untuk order dari penawaran si penjual. Sensabi sendiri adalah salah satu primadona sayuran ladang musiman yang biasanya ditanam bersamaan dengan menyemai padi ladang. Musim panennya pun antara bulan September hingga Oktober.

Rasanya yang khas dan ditanam tanpa pupuk kimia menjadi sekian dari alasan bayaknya orang yang menyukai tanaman yang konon hanya tumbuh di ladang. Biasanya cara memasaknya adalah ditumis ataupun dibuat olahan awetan yang disebut sebagai pekasam yang melewati masa fermentasi kurang lebih dua minggu, baru kemudian dikonsumsi.

Masih banyak sayuran ladang lain yang digemari misalnya pucuk timun, pucuk labu hingga berbagai jamur yang tumbuh di kayu bekas bakaran yang biasanya tumbuh di musim penghujan. Keberadaan ladang dengan tanaman yang ditanam menambah nilai ekonomis bagi masyarakat.
“Lumayanlah harga seiikat kita jual lima belas ribu”, ungkap Vero salah satu penjual sawi kampung yang biasanya menjualkan hasil tanaman kakaknya di kampung yakni di Tanjung Maloi Kecamatan Tumbang Titi.

Bukan hanya enaknya rasa yang menjadi alasan beberapa orang yang menggemari jenis sayur ini. Seperti Maria yang mengaku menyenangi sayur tersebut karena seakan-akan bernostalgia dengan masa kecil di kampung dimana ia juga mengungkapkan keasyikan berladang bersama orang tua. “Makan sayur ini seakan kita kembali ke masa kecil, merasakan aroma tanah bakar yang tersiram hujan, rindu kampung halaman, rindu orang tua”, ujarnya tersenyum haru.

Berbagai cerita tersaji dalam sebuah spesies sayuran sawi ladang yang bukan hanya tentang rasa tapi juga pengalaman hidup. Hal inilah yang menjadi nilai tambah mengapa sawi ladang begitu digemari. (Blas-JWKS).