“Merosot terus, dulu sempat Rp. 3.500,- sekarang Rp. 1.200,- harga per kg TBS, yang mengkhawatirkan kita dengar harga di Sumatera sawit tanaman swadaya turun hingga dibawah Rp. 1.000,- kalau terjadi disini juga makin sulit ekonomi kita”, keluh Sumarji salah satu petani sawit pada Rabu 22/06/2022.
Sumarji juga
mengeluhkan harga tanaman perkebunan juga ikut turun. “Pinang pernah Rp. 27.000
sekarang Rp. 7.000,- kondisi yang membuat terpuruk para petani, sementara biaya
operasiona untuk bertani misal pupuk harganya makin mahal”, ujar pria asal
Bengkayang ini.
Pengamatan JWKS
memang isu terhangat saat ini di tingkat masyarakat bawah adalah turunnya harga
Tandan Buah Segar (TBS) yang semakin merosot. Apalagi beberapa perusahaan
dikabarkan membatasi juga pembelian TBS milik petani mandiri.
Tentu potret
fluktuasi harga-harga dari komoditi perkebunan yang menjadi sumber pendapatan
pokok petani ini sangat mengganggu stabilitas ekonomi dan menimbulkan efek
domino. Beberapa bulan yang lalu harga yang melonjak, membuat petani banyak
mengambil fasilitas mobil untuk angkutan hasil kebun, rehab rumah dan keperluan
lainnya. Jatuhnya harga tentu menjadi kendala bagi petani, leasing serta
lembaga penyalur pinjaman dalam hal angsuran pinjaman.
“Stabilitas
ekonomi ini sangat penting, apalagi baru-baru ini Presiden Jokowi me-rushaffle
menteri yang diantaranya juga menangani hal ini, bila tidak segera ditangani
tentu ini sangat mengganggu stabilitas lainnya, apalagi menjelang Pemilu
serentak 2024”, ungkap Dicky yang juga mahasiswa berpendapat.
Masyarakat
sangat berharap banyak pada pemerintah untuk segera menangani turunnya harga
jual komoditi perkebunan yang menjadi mata pencahrian pokok khususnya bagi
petani ini. (Re-JWKS)
0 Komentar