Search

Wujudkan Demokrasi Ekonomi ala Petani Sawit di Sungai Melayu

Foto : Loading Ramp milik PT. Maiya Toggap Perkase di Kecamatan Sungai Melayu Rayak

“Berangkat dari keprihatinan akan ketidak-pastian harga Tandan Buas Segar (TBS) di tingkat petani dimana harga yang bervariasi dan tentu hal itu tak memaksimalkan perolehan hasil bagi petani, maka kami lewat PT. Maiya Toggap Perkase (MTP) membuat loading ramp ini”, ujar Suwanto yang juga Direktur Utama PT. MTP.

PT. MTP sendiri adalah badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang petani kebun sawit di Kecamatan Sungai Melayu Rayak. Awalnya mereka juga memfasilitasi perumahan layak huni yang bekerja sama dengan lembaga pemberdayaan yakni CUPS. Sebanyak 96 unit rumah sudah tersalur bagi masyarakat di kampung yang ingin memiliki perumahan yang layak di kota kecamatan. Perumahan yang disebut Maiya Residence ini, sekarang memasuki pembangunan cluster hunian tahap II. Selain perumahan, mereka juga membuat usaha lainnya seperti Loading Ramp yang telah berjalan kurang lebih 1 bulan.

Foto Jajaran PT. MTP bersama pihak pemerintah dan lembaga mitra saat launching perumahan 

Loading Ramp milik PT. MTP terletak di poros jalan Kecamatan Sungai Melayu Rayak. Loading Ramp sendiri merupakan rangkaian proses awal dari pengolahan kelapa sawit sebelum memasuki proses selanjutnya. Fungsi dari Loading Ramp adalah sebagai tempat penampungan sementara TBS sebelum diolah ke perusahaan.

Petani merasa terbantu dengan adanya Loading Ramp ini karena harga jauh lebih baik dari sebelumnya. Sementara itu perusahaan juga merasa terbantu dengan pasokan buah yang berkesinambungan.

“Jadi kami memang ingin mewujudkan praktek sederhana dari demokrasi ekonomi, dimana kami petani diawali dengan membentuk koperasi kebun kemudian bermitra bersama dengan lembaga pemberdayaan yang sejalan visi dan misinya dengan kami, dari situ timbul ide untuk memecahkan permasalahan yang ada dengan ketidak-pastian harga bagi petani, nah setelah kita buat loading ramp ini harga lebih layak”, ujar Markus Brahim yang juga Komisaris Utama PT. MTP.

“Kami yakin dan percaya bahwa kita sebagai putra daerah juga memiliki kompetensi untuk membuat usaha-usaha sekaligus menjadi problem solving bagi permasalahan yang ada mulai dari perumahan layak, menjaga kualitas kebun, serta usaha loading ramp dan aktivitas lainnya, tentu semangat bekerja sama, integritas da komitmen untuk maju bersama adalah simpul penguatnya”, tegas Markus Brahim kembali.

Meningkatnya harga sawit juga dibarengi dengan maraknya pencurian buah, tentu hal ini juga disiasati oleh PT. MTP. “Jadi kita hanya menerima sawit yang diangkut menggunakan mobil, tidak menerima yang diangkut dengan keranjang, serta tentu menyortir dengan ketat buah yang dijual ke kita, jangan sampai kita membeli sawit curian, lalu segala aspek usaha ini kita penuhi juga regulasinya, sehingga kita betul-betul aman dan nyaman ketika mengoperasikannya”, ungkap Suwanto yang sering dipanggil Putra Bengkayang ini.

Demokrasi ekonomi yang mengacu pada kedaulatan rakyat di bidang ekonomi telah dipraktekkan oleh sekelompok anak muda yang memiliki mimpi untuk mengembangakan kampung halaman. Saat ini mereka terus bergiat dan membawa perubahan bagi daerahnya dengan badan usaha yang mereka bentuk. (Len-JWKS)

0 Komentar