Search

Warga Butuh Jalan yang Memerdekakan

Foto : Ruas Jalan Provinsi yang menghubungkan Tumbang Titi-Tanjung (foto FB dari akun Rosadi Mah)
Miris melihat jalan ke kampung halamanku..
Ketika musim hujan jalannya selalu hancur layaknya kubangan offroad...memasuki musim kemarau sudah pasti debu bahkan masuk sampai ke rumah-rumah warga.
Kalau melihat pembangunan ruas jalan dr Tumbang Titi ke Pangkalan Pakit, dalam kurun 3 tahun berjalan ini hanya penambahan tidak lebih dari 10 km..artinya sampai habispun masa jabatan Gubernur sekarang (katanya karena jalan Provinsi) maka tak akan sampai ke kampung Pakit gak...lalu kapan kiranya jalan mulus kembali...terakhir jalan kami diaspal tahun 1994 sudah lama sekali...ataukah memang sudah ditakdirkan demikian.salam buat pemangku jabatan...

Itulah curhatan salah satu pengguna media sosial akun Rosadi Mah di FB, mengenai kondisi terkini jalan ke kampungnya yakni Pangkalan Pakit Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang. Jalan Provinsi yang menghubungkan Tumbang Titi-Tanjung-Riam saat ini kondisinya cukup parah.

Apalagi disaat musim penghujan yang masih melanda hingga akhir Juli ini. “Kita lihatlah ni, sedih, mana kendaraan sering sangkut, dan pasti jadi antrian panjang, bayangkan ketika kita mau antar orang sakit dirujuk ke kota atau ketika harus distribusi sembako lalu nggak bisa lewat”, keluh Rosadi atau Adi begitu pria itu disapa.

Jalan yang rusak itu menumbuhkan banyak lintasan darurat yang sering disebut warga sebagai meeting. Bila kita melewatinya maka diharuskan membayar. Untuk kendaraan roda biasanya minimal dikenakan Rp. 2.000,- sekali melintas. Sementara bila mobil tarifnya minimal Rp.5.000 atau lebih tergantung besar kecilnya mobil, ringan beratnya beban yang dibawa serta panjang-pendeknya lintasan darurat yang dibuat warga.

Simalakama memang, hal itu dianggap pungli, namun lintasan itu juga membantu kelancaran warga yang melintasi jalan yang rusak. Sudah menjadi pengulangan yang terjadi terus menerus dimana ketika jalan rusak, meeting pun tumbuh subur.

Warga sangat berharap pihak terkait merealisasikan perbaikan jalan yang telah kian lama rusak ini. “Kite ni pengen gak merdeka kaya di daerah lain, dimana masalah jalan rusak kaya kubangan bukan menjadi masalah rutin setiap musim hujan”, harap Rahmat, sopir mobil yang membawa sembako ke arah Riam kota.

Jalan yang memerdekakan sangat dinanti warga khususnya di daerah pedalaman yang masih jauh dari kata baik. Hal ini tak hanya terjadi di Kabupaten Ketapang saja, namun juga di Kabupaten-Kabupaten lainnya di Kalimantan Barat. Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah harus memberi perhatia dan solusi bagi permasalahan ini. Infrastruktur jalan  yang baik sangat dinantikan warga. (Bl-JWKS)