Search

Wadaniah, sosok Wirausahawati dari Tempurukan. Berjuang di tengah Pandemi

Foto : Wadaniah dan tempat usahanya
Langit mencurahkan air hujannya dengan begitu derasnya. Mengharuskanku untuk menghentikan perjalananku pada siang itu. Beruntung sebuah toko yang cukup ramai dapat kujadikan tempat untuk singgah dan berteduh. Tempatku singgah sendiri disebut Tempurukan, sekitar 18 Kilometer dari pusat Kota Ketapang.

Terlihat si empunya toko sibuk melayanai para pembeli, membuatku segan untuk menyapanya. Ya, namanya ibu Wadaniah, aku tak asing dengan sosok ini. Ia pernah bercerita padaku  dari kecil memang sudah biasa kerja keras. Ia pun terbiasa hidup mandiri karena memang mereka tiga bersaudara telah ditinggalkan orang tua mereka sejak ibu Wardaniah kelas IV SD.

“Kehujanan….e?”, sayup seseorang menyapaku. “Oh…iya bu,…kehujanan, numpang singgah ya, apa kabar ibu ni?, sautku berbasa-basi.

Si ibu pun membalas dengan senyuman. Berikutnya mengalir diskusi kami siang itu yang membahas tentang usahanya. Ia mengaku selama ini usahanya cukup terbantu dengan bergabungnya ia ditempatku bekerja, CU. Pancur Solidaritas.

“Saya merase CU banyak bantu-lah dalam pengembangan usaha saya ini, yang penting kite pun jaga komitmen”, ujar istri dari Baidi ini.

Banyak kemajuan yang ia dapat bersama keluarganya ketika menjadi anggota CUPS. “Awalnya kita memang dimotivasi menabung, kalau perlu pinjam, nah ini yang tanpa kita sadari membuat kebiasaan menabung itu menjadi kebutuhan”, ungkapnya kembali.

Dengan ber-CU ia mengaku dapat membangun rumah, mengembangan toko, menambah ternak sapi dan membeli tanah. “Lumayan ya kalau kita usaha ada nabung, ada nampaklah hasilnya misalnya saya bisa tambah beli sapi, tanah dan tentunya mengembangkan usaha warung kami”, ujar ibu dua anak ini.

Suaminya sendiri juga bekerja membawa mobil pick up untuk mengangkut tanah maupun pasir. Kebetulan siang itu masih sibuk memenuhi order para pelanggannya. Pandemi Covid 19 sendiri juga sedikit banyak mempengaruhi aktivitas jasa angkutan tanah/pasir  khususnya untuk memenuhi kebutuhan proyek.

“Kite berharap Covid-19 ni cepat berlalulah, sedikit banyak berpengaruh juga, mudah-mudahan semakin membaik, kalo baik usaha lancar, kite bise kembangkan usaha lebih baik lagi”, harap Wadaniah kembali yang bercita-cita ingin membesarkan warungnya suatu saat nanti.

Diskusi tak sengaja  kami siang itu cukup menarik bagiku. Dihadapanku terlihat sosok bersemangat yang menapaki usaha yang terus berkembang. Pasti bukan tanpa kendala, tapi komitmen dan semangat maju yang kuat ditambah dukungan keluarga yang besar menjadi sumber motivasi baginya untuk terus mengembangkan usaha.

Hujan pun tinggal rintik-rintik, saatnya diriku bergegas gumanku dalam hati. Aku pun pamit pada ibu Wadaniah untuk melanjutkan kembali perjalananku. Perjumpaanku dengan sosok ini menambah semangatku dalam mengabdikan diri di lembaga pemberdayaan ini. Karena bagi kami, keberhasilan anggota dalam meningkatkan usaha dan pendapatannya adalah sebuah keberhasilan yang tak ternilai dan menjadi sumber motivasi dan semangat bagi pemberdayaan ini. Tetap semangat ya bu, semoga. (Har-JWKS)