Search

Kisah Perempuan yang Bertahan dengan Usahanya di tengah Pandemi

Foto : Ibu Jamilatul Aula dengan usahanya di Marau
Foto : Usaha penitipan barang yang ditekuni

Foto : Warkop yang juga menyediakan sembako

Foto : Usaha ibu Aula di Kecamatan Marau
Adalah Jamilatul Aula atau sering dipanggil Aula, perempuan asal dusun Tempayak, Kecamatan Marau Kabupaten Ketapang yang giat dalam usahanya. Ia dan suaminya merintis usaha dari awal hingga saat ini memiliki berbagai jenis usaha. Mulai dari Jasa Travel, Pengiriman Barang, Warung Kopi dan jasa pencucian sepeda motor dan mobil.

“Kita merintis dari nol ya dengan suami, alhamdullilah dari usaha tersebut mampu juga memperkerjakan beberapa orang”, ungkap wanita kelahiran tahun 1991 ini.

Menarik memang, dari perempuan ini kita bisa belajar bagaimana ia membuat usaha yang linear, saling berhubungan dan mendukung. Mulai dari warkop tempat orang banyak sekedar nongkrong atau diskusi yang tentu buka dari pagi hingga malam. Sambil nongkrong mereka bisa mencuci kendaraannya karena memang disitu juga tersedia jasa cuci motor. Sementara itu karena warkop adalah usaha yang stand by, dimana orang datang dan pergi, maka usaha travel dan jasa pengiriman merupakan peluang berikutnya. Pola bisnis semacam ini dimasa kini disebut spin off, menarik bukan?.

Namun bukan usaha namanya jika tak teruji dengan tantangan. Begitu pula dengan usaha ibu Aula yang saat ini teruji dengan adanya pandemic covid 19.

Ia mengaku bila sebelum pandemi covid-19 hasil dari keempat usahanya ini cukup lumayan. “Sebelum krisis covid hasilnya lumayanlah ya, udah dipotong karyawan dan operasional, tapi setelah covid ya cukup drastis juga karena penerapan social distancing, kita harus stop dulu sementara waktu”, keluh dari istri Wisnu Raslan ini.

Namun Aula dan suami bukanlah orang yang mudah menyerah, ia membaca kebutuhan orang akan barang atau berkirim barang dari satu ke yang lainnya tetap tinggi apalagi di situasi penerapan social distancing seperti saat ini. “Warkop tutup, travel stop karena nggak banyak orang berani berpergian, tapi tentu orang ingin kirim barang atau menerima kiriman tetap tinggi, jadi kami sementara fokus pada usaha ini, Alhamdullilah hasilnya ada dan harus selalu disyukuri,” ungkapnya bersemangat.

Dari usahanya tersebut ia tetap survive bahkan masih dapat menabung dan mengangsur di CUPS. Ia mengaku menyisihkan 100 ribu per hari dari hasil usahanya.  “CUPS banyak membantu usaha saya dan terus memotivasi kami, maka kami juga giat tetap usaha dan tak lupa dengan kewajiban, karena bagi kami yang bergerak di wirausaha, kepercayaan ini harus dijaga dengan baik,”

“Ibu Aula ini bersama suami sangat kompak dalam merintis usaha, serta tentunya mereka sangat aktif di CUPS, jadi ia juga memotivasi anggota atau pun warga Marau lainnya untuk merencanakan masa depan dengan masuk menjadi anggota CU juga”, ungkap Hepiyanus yang juga Koordinator CUPS TP. Marau.

Pandemi kembali menjadi salah satu tantangan tersendiri baik bagi kehidupan warga termasuk dalam dunia usaha, tanpa terkecuali hingga ke kampung-kampung. Namun tekad yang kuat dan membangun kebiasaan manajemen keuangan yang disiplin menjadi salah satu kekuatan untuk pulih dan bangkit agar usaha tetap berjalan. Ibu Aula adalah salah satu potret itu. (Har)