Search

Melirik Pendidikan di Kalbar saat Pandemi


Membaca berita yang di upload JWKS tentang bagaimana perjuangan siswa-siswi harus melakukan ulangan daring di daerah pedalaman Ketapang sungguh sebuah hal yang memprihatinkan. (https://www.kayongsolidaritas.com/2020/06/berbagai-tantangan-yang-harus-dilalui.html). Bagaimana mereka mesti berjuang untuk mencari sinyal yang dapat menunjang ulangan daring mereka.

Sementara itu wacana untuk membuka kembali persekolahan masih tarik ulur ditengah situasi pandemic yang masih tinggi. 
Salah satu suara yang menggelisahkan rencana ini adalah Eka Nurhayati Ishak ketua KPPAD (Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah Kalimantan Barat). Dilansir dari wawancara di youtube ia terlebih dulu menyampaikan fakta dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.

“Hasil survey per 18 Mei 2020 oleh IDAI, yang terpapar anak-anak  PDP 3.324 anak, kemudian ada 129 anak PDP meninggal, lalu 584 positif covid, juga ada 14 anak meinnggal covid. Ini Cukup tinggi, jadi mesti dipikir dan dikaji ulanglah rencana pemerintah untuk membuka kembali pendidikan tatap muka dalam waktu dekat”, ujarnya.

Ia pun mendorong 14 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Barat harus memiliki strategi khusus yang juga pastinya dikoordinasikan dengan pusat. “Misalnya kebijakan menyederhanakan kurikulum ya, walaupun tak sederhana bunyinya karena memang harus koordinasi dengan pusat, tapi intinya bagaimana belajar di rumah menjadi pilihan yang tepat, namun perlu dicari juga solusi bagi yang infrastruktur sinyal yang kurang mendukung”, ungkap Eka Nurhayati kembali.

“Startegi lainnya juga bagaimana mendorong penggunaan dana desa untuk internetan dalam belajar, tapi jangan disalahgunakan main game misalnya, harus diawasi juga ini peran desa dan orang tua juga,  kalo bukan zona merah mereka bisa dikumpulkan ada wifi bisa diawasi bersama. Karena tanpa pengawasan akan rentan juga anak belajar dengan optimal”, sarannya kembali.

Ia berharap bagi orang tua yang beraktivitas di luar, harus ekstra menjaga diri juga karena  banyak kejadian anak tertular positif sementara orang tua negatif. Hal ini didapat dari orang tua yang kurang menjaga diri saat baru pulang kerja langsung berinteraksi dengan anak-anaknya.

Memang apalagi wacana memasuki fase new normal yang digaungkan akhir-akhir ini harus ada kesadaran masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara maksimal. Edukasi ini harus terus disosialisasikan termasuk juga ke para pelajar. Semoga saja pandemic ini segera berakhir dan anak-anak dapat kembali bersekolah. (Dar-JWKS)