Search

Cerita Dari Dusun tentang Pentingnya Manfaat Menabung

Pak Layan (baju merah) saat dijumpai dirumahnya

Kerajinan Tikar Rotan Karya Pak Layan
Matahari terlihat sudah bergerak ke barat, panasnya pun mulai meredup. Terlihat seorang pria sibuk mengemas batangan-batangan sebesar jari telunjuk orang dewasa. Batangan-batangan itu akrab disebut sebagai rotan, tanaman endemik Kalimantan. Satu persatu rotan yang merupakan tanaman merambat dari keluarga Palmae dimasukkan kebawah kolong rumah setelah dijemur seharian.

Rotan itu sendiri telah mewarnai kehidupan sebagian besar masyarakat Dusun Air Tebadak, Desa Air Upas yang dapat ditempuh sekitar 7 hingga 8 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari Kota Ketapang. Bagi masyarakat di pedalaman sebagian besar memang akrab dengan tanaman satu ini yang dapat dibuat berbagai alat bantu atau sarana yang digunakan di tiap keluarga. Mulai anyaman tempat membawa beban atau barang, tempat sayur, perangkap ikan hingga tikar dan peralatan lainnya.

“Udah lama ya, turun temurun-lah kita disini bisa menganyam rotan”, ungkap pak Layan membuka ceritanya. Menganyam rotan bagi keluarga-keluarga disana menjadi varian usaha sampingan selain usaha pokoknya sebagai petani. Menariknya kalau dulu mereka hanya membuat untuk digunakan sendiri, saat ini sudah mulai berorientasi ekonomi.

“Kita buat tikar biasanya jual ke Air Upas, ndak pun ke Kalteng”, ujar pak Layan Singkat. Dari usahanya ini ia menyisihkan sebagian hasilnya untuk ditabung. Bahkan semua anaknya ia tabungkan. “Semua anggota keluarga saya tabungkan, kalo mereka sudah mandiri saya serahkan ke mereka, ini tabungan kalian gunakan sebaiknya”, ungkapnya kembali.

Menabung di kampung saat ini bukan hal yang sulit lagi semenjak adanya lembaga pemberdayaan ekonomi kerakyatan, salah satunya CU. Pancur Solidaritas (CUPS) yang berbadan hukum koperasi. Bahkan terkadang mereka tak perlu ke kota Kecamatan, karena para aktivisnya menjemput setoran anggota hingga ke pelosok.

“Pak Layan dan anggota disini kita jemput tiap bulan, menariknya sambil menjemput kita bisa berinteraksi dengan mereka dan kita memahami lewat konsep-konsep sederhana mereka memiliki kesadaran untuk menabung dari jaman orang tua dulu namun dengan bentuk yang berbeda”, ujar Kristianus Kangan yang juga Koordinator CUPS TP. Air Upas.

Penuturan pak Layan sejak jaman orang tua dulu mereka telah menabungkan bagi anak cucu sekarang seperti pohon buah, tanah kebun hingga hutan yang harus tetap dijaga karena ada tanaman-tanaman yang menunjang kehidupan warga, salah satunya rotan yang keberadaan di daerah lain mulai langka.

“Jadi kita mengambil dari alam secukupnya saja, kita bisa buat kerajinan lalu di jual, hasilnya untuk kebutuhan kita dan ditabung juga, siapa tau kondisi sulit, kita tak susah lagi”, ujar Layan kembali.

Tak salah dengan pola pikirnya tersebut pak Layan dan keluarga sudah memiliki tabungan yang dapat digunakan oleh ia dan keluarga baik untuk usaha maupun keperluan lainnya.
Sungguh menarik menemukan kesadaran yang tumbuh di masyarakat akar rumput di dusun-dusun tentang pentingnya konsep menabung. Di masa-masa sulit seperti saat ini terasa sekali bagaiman hal ini sangat membantu karena mereka telah siap dengan dana darurat. (Mos-JWKS)