Search

Berbagai Tantangan yang Harus Dilalui Pelajar saat Harus Ulangan Online di Pedalaman

Yuliana Sonya, Pelajar kelas XI SMK St. Petrus asal Karang Dangin yang sedang mengerjakan soal ulangan online
Langkah Resi agak tergesa pagi itu, ia telah menyiapkan segala keperluannya, buku pelajaran, alat tulis dan pastinya ponsel andalannya. Ijin menggunakan motor pun telah mendapat restu dari orang tuanya. “Ke Sandai jangan singah-singah ya, masa Covid-19 begini mesti waspada”, pesan ayahnya yang masih terngiang ditelinganya sambil menyusuri jalan tanah berbatu Desa Tanjung Beringin, Kecamatan Laur, Kabupaten Ketapang.

Jarak tempuh dari kampungnya ke Sandai sekitar 4 jam perjalanan. Ia memilih Sandai karena memang disana sinyal untuk mendukung ulangan online yang ia akan laksanakan. “Di kampung ndak ada Sinyal, di kota Kecamatan ada tapi sering juga gangguan, jadi terpaksa ke kota kecamatan tetangga, yakni Sandai, disana pun lap top kongsi dengan teman dari Randau”, ujar Resi siswi kelas X jurusan Multimedia SMK St. Petrus Ketapang.

Hari itu memang jadwal baginya dan teman-teman sekelasnya mengerjakan ulangan umum secara online. Semenjak pandemi Covid-19 kegiatan belajar mengajar memang di alihkan dengan kegiatan belajar dari rumah. Tentu sebagai evaluasi untuk kegiatan proses belajar siswa,  apalagi terkait dengan menjelang akhir tahun ajaran maka pihak sekolah melaksanakan kegiatan ulangan umum.
Resi (Tanjung Beringin) dan Trasia Lili (Randau) yang mengerjaka soal ulangan online di Sandai
Pelajar yang sedang mengisi soal ulangan online di kampungnya

Pelajar yang sedang mengisi soal ulangan online di kampungnya
“Tahun ini memang sangat berbeda, akibat pandemi ini berpengaruh pada proses belajar siswa-siswi termasuk kita harus melaksanakan ulangan umum secara online, dari tanggal 03 Juni hingga 11 Juni mendatang, teknisnya soal kita kirim lewat grup whats up”, ungkap Darwis Alfonsus, salah satu guru yang juga menjabat Waka Humas SMK St. Petrus Ketapang.

Siswi lainnya Yuliana Sonya yang berasal dari kampung Karang Dangin Kecamatan Jelai Hulu mengungkapkan bahwa orang tuanya harus merogoh kocek lebih dalam untuk dapat membiayai transportasi, penginapan dan membeli kuota agar ia bisa mengikuti ulangan online di kota kecamatan.

“Saya mesti nginap karena lokasi sinyal jauh dari tempat tinggal saya dan tentunya harus cukup uang untuk biaya kuota”, ujar siswi kelas XI SMK St. Petrus ini.

Perjuangan para pelajar ini untuk mengikuti ulangan online memang cukup beragam. Memang ada Desa yang memfasilitasi para pelajar itu untuk ulangan online di kantor desa yang tersedia fasilitas wifi,  namun untuk penggunaanya pun ada desa yang meminta surat ijin tertulis penggunaan wifi. Ada pula para pelajar yang harus masuk ke kebun sawit perusahaan dimana ada daerah-daerah tertentu sinyal internet cukup baik.

Sementara itu memang beberapa perusahaan memang menutup atau membatasi  akses masuk ke lokasi perusahaan terkait kebijakan pencegahan Covid-19. Ada pula karena keterbatasan secara ekonomi, pelajar tidak memiliki fasilitas seperti ponsel smartphone. Untuk meminjam menggunakan ponsel milik orang lain tentu mereka agak enggan atau malu.

Infrastruktur internet yang mendukung kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan saat pandemi Covid 19 ini memang belum memadai. Ini tentu harus menjadi skala prioritas dari pihak terkait khususnya pemerintah untuk melengkapi hal ini, mengingat proses belajar mengajar secara aktif di sekolah belum dapat dipastikan terkait situasi pandemi Covid 19 ini.

“Kita memang ada opsi ya dari sekolah bisa secara online seperti ini, bisa secara offline juga dengan mendistribusikan soal atau bahan pengajaran ke titik-titik tertentu yang dapat dijangkau oleh para siswa-siswi khususnya yang dari kecamatan-kecamatan, namun tentu hal ini juga beresiko, tapi ya tetap harus kita lakukan, tapi kita berharaplah infrastruktur BTS atau penyedia sinyal internet ini agar dapat terfasilitasi lebih merata hingga pelosok”, pungkas Darwis kembali.

Kebijakan untuk belajar di rumah adalah salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh menteri pendidikan Nadiem Makarim dalam menghadapi pandemic Covid 19. Namun tak semua daerah di Indonesia ini terjangkau dengan fasilitas internet sebagai kebutuhan penunjang dari kegiatan ini.

Tentu harus ada terobosan dan opsi-opsi sebagai solusi untuk mengatasi hal ini dengan tetap memprioritaskan faktor kesehatan dan keselamatan tenaga pendidik dan peserta didik di tengah pandemi ini. (VD-JWKS) Artikel ini juga dikirim ke Pontianak Post