 |
| Foto : Sembako solidaritas warga bagi ODP yang harus jalani Isolasi Mandiri |
“Melihatnya mencabut ubi yang masih belum siap panen, membuat hati saya terenyuh”, ujar Prasto mengawali cerita hari itu. Bapak dua anak ini menceritakan tentang salah satu warga yang harus menyandang status Orang Dalam Pengawasan (ODP) karena berinteraksi dengan salah satu pasien yang positif covid-19 di Ketapang.
Ia yang sengaja tak kami sebut namanya hanyalah seorang penyedia jasa yang kebetulan melayani jasa di rumah warga yang positif covid-19. Karena hal itu pulalah ia diharuskan oleh gugus tugas penanganan covid-19 untuk mengisolasi diri secara mandiri sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.
Namun baginya yang menjual jasa harian, isolasi mandiri tentu hal yang sangat menyulitkan bagi ia dan keluarganya. Maka pada hari ketiga ia memilih mencabut tanaman ubi didepan kontrakannya.
“Kita melihat hal itu ya sebagai sesama warga bersolidaritaslah untuk membantu, minimal kebutuhan pokok selama isolasi dapat terpenuhi, kita juga berharap hasil tes-nya negatif”, ungkap Prastho kembali.
Solidaritas ditengah pandemic covid-19 memang harus ditumbuhkan mengingat pandemic ini betul-betul harus melewati penaganan khusus bagi orang-orang yang di tracing karena pernah memiliki kontak dengan pasien yang positif covid 19.
Sejauh ini terkonfirmasi 11 orang positif covid 19 di Ketapang sampai dengan Jumat 24 April 2020. Tentu hal ini harus menjadi keprihatinan bersama serta harus ada gerakan bersama untuk taat akan aturan yang diterapkan pemerintah. “Banyak warga masih keliaran ngga pake masker di jalan, semoga lekas ditertibkan untuk keselamatan bersama”, ujar Andi salah satu warga.
Selain dampak kesehatan yang juga harus menjadi perhatian adalah factor sosial dan ekonomi seperti yang terjadi pada warga yang berstatus ODP tadi. Bagaimana tidak dengan isolasi mandiri di rumah tanpa support yang memadai tentu aakan menyulitkan ia dan keluarganya.
Ia yang sengaja tak kami sebut namanya hanyalah seorang penyedia jasa yang kebetulan melayani jasa di rumah warga yang positif covid-19. Karena hal itu pulalah ia diharuskan oleh gugus tugas penanganan covid-19 untuk mengisolasi diri secara mandiri sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut.
Namun baginya yang menjual jasa harian, isolasi mandiri tentu hal yang sangat menyulitkan bagi ia dan keluarganya. Maka pada hari ketiga ia memilih mencabut tanaman ubi didepan kontrakannya.
“Kita melihat hal itu ya sebagai sesama warga bersolidaritaslah untuk membantu, minimal kebutuhan pokok selama isolasi dapat terpenuhi, kita juga berharap hasil tes-nya negatif”, ungkap Prastho kembali.
Solidaritas ditengah pandemic covid-19 memang harus ditumbuhkan mengingat pandemic ini betul-betul harus melewati penaganan khusus bagi orang-orang yang di tracing karena pernah memiliki kontak dengan pasien yang positif covid 19.
Sejauh ini terkonfirmasi 11 orang positif covid 19 di Ketapang sampai dengan Jumat 24 April 2020. Tentu hal ini harus menjadi keprihatinan bersama serta harus ada gerakan bersama untuk taat akan aturan yang diterapkan pemerintah. “Banyak warga masih keliaran ngga pake masker di jalan, semoga lekas ditertibkan untuk keselamatan bersama”, ujar Andi salah satu warga.
Selain dampak kesehatan yang juga harus menjadi perhatian adalah factor sosial dan ekonomi seperti yang terjadi pada warga yang berstatus ODP tadi. Bagaimana tidak dengan isolasi mandiri di rumah tanpa support yang memadai tentu aakan menyulitkan ia dan keluarganya.
Kepekaan sosial warga yang berinisiatif membantu adalah cerita inpirasi baik yang menumbuhkan keoptimisan dalam menghadapi situasi sulit ini secara bersama-sama. (Bl-JWKS)
