Search

Penjelasan Orang Tanpa Gejala (OTG)

Biasanya orang yang terpapar virus corona ditandai dengan beberapa gejala seperti batuk, demam di atas 38 derajat celcius hingga batuk kering. Namun, virus ini juga bisa menyerang seseorang tanpa gejala yang sering disebut sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG).

Disarikan dari penjelasan pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Prof. drh. Wiku Adisasmito M.Sc, Ph.D yang menerangkan setelah terinfeksi virus corona, antibodi seseorang akan muncul tujuh hari berikutnya.

Maka orang tersebut akan kelihatan sehat dan kalau dites dengan rapid tes-pun hasilnya bisa negative. Oleh karena itu sangatlah penting dilakukan pemeriksaan lanjutan yang biasa disebut dengan Reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Pemeriksaan ini menurut pakar lebih akurat dibanding test cepat atau Rapid Test karena memeriksa virusnya sendiri bukan dari antibody orang yang bersangkutan.

Meski Rapid Test terkesan cepat, namun hanya orang yang kompeten bisa melakukan tes tersebut. Sebab, Rapid Test mengambil darah dari orang yang akan diperiksa, ini tentunya sangat berisiko jika tidak dilakukan oleh tenaga medis.

Sementara itu untuk RT-PCR, tes dilakukan dengan cara mengambil bagian cairan tubuh yang banyak mengandung virus. Caranya yaitu dengan diusap (swap) ke bagian hidung yang paling dalam ataupun dapat menggunakan dahak dari orang tersebut.

Sementara itu, untuk gejala virus corona menurutnya mulai dari demam di atas 38 derajat celcius, batuk kering hingga gejala menyerupai flu. Namun dalam perkembanfgannya tak harus memiliki semua gejala yang disebutkan diatas untuk menunjukkan orang terinfeksi, bahkan bisa tanpa gejala yang kita kenal sebagai OTG.

Maka sangat penting melakukan anjuran pemerintah terkait pencegahan dan memutus rantai penularan covid-19. Mulai dari phsycal distancing, menggunakan masker, sering mencuci tangan dengan sabun, tidak mengusap wajah (mata, hidung dan mulut), dan stay at home untuk sementara waktu. (JWKS-dari berbagai sumber)