Search

JWKS ikuti Kegiatan TOT Gender yang Digagas PPMN

Foto Peserta TOT
Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) melaksanakan kegiatan Training of Trainer (TOT) Gender bertempat di ARTOTEL Jakarta 28-29 Januari 2020 lalu. Kegiatan itu sendiri diikuti 11 orang dari berbagai latar belakang profesi dan daerah.

“Kita ingin mencetak para Trainer yang dapat berperan mengkonstruksi perspektif gender yang setara dan berkeadilan di komunitas-komunitas dimana ia berada”, ungka Eni Mulia yang juga Direktur PPMN.

Sebagai pemateri adalah Devi Asmarani yang juga CEO dari Magdalene.co dan I Gusti Agung Ayu Jackie Viemilawati seorang psikolog dari Yayasan Pulih. Dalam pemaparannya Jackie menyampaikan bagaimana harus banyak orang dan elemen yang terlibat untuk mengkonstruksi tentang gender yang lebih setara dan berkeadilan. “Bicara gender itu bicara tentang peran baik pria dan wanita, serta konstruksi sosial yang terbangun di masyarakat. Kita tahu banyak perspektif yang kurang tepat, nah peran kita semua dan berbagai elemen untuk mengkonstruksi gender menjadi lebih baik”, ungkap perempuan yang sering mendamping trauma healing ini.

Sementara itu Devi Asmarani menekankan bagaimana media punya peran penting untuk mengkonstruksi isu gender yang lebih setara dan berkeadilan. “Media itu bisa menciptakan opini, mempengaruhi masyarakat, bila terjebak diskriminatif maka yang keluar adalah hal-hal yang diskriminatif, namun bila kita lebih peka lebih peduli mulai dari angle, narasumber dan hal-hal lain yang memberi kesempatan yang sama, entah itu pria dan wanita, maka kita sudah meng-edukasi masyarakat dan menciptakan perspektif gender yang baru”, ungka perempuan yang pernah menjadi wartawan the Jakarta Post dan The Straits Times Singapura ini.

Dalam TOT ini sendiri digunakan metode penyampaian yang sekaligus nantinya dapat diadopsi oleh para peserta saat mengadakan pelatihan di komunitasnya. Mulai dengan melihat difinisi seks dan gender, realita yang ada saat ini mengenai media dan gender, bagaimana membuat berita yang peka akan isu gender, studi kasus serta simulasi.

“Penyampaian lebih mudah untuk dipahami, serta pastinya realistis untuk di-implementasikan di daerah-daerah dampingan”, ungkap Hiswita Pangau salah satu peserta dari Papua.

Pada bagian akhir kegiatan tersebut dilakukan evaluasi dan rencana tindak lanjut dari tiap-tiap peserta untuk meng-implementasikan ilmu yang didapat. Harapannya makin banyak individu yang terkonstruksi perspektif khususnya berkenaan dengan gender yang setara dan berkeadilan. (JWKS)
JWKS berikan Cinderamata untuk Fasilitator (Jackie Vielmawati)

JWKS berikan Cinderamata untuk Fasilitator (Devi Asmarani)