Search

Antara Tugas Negara dan Rindu Keluarga, Kisah Bintara Pembina Desa (BABINSA)

Foto : Serda Gabriel disela wawancara
“Keterbatasan personil, medan yang berat, wilayah dampingan yang luas adalah tantangan tersendiri bagi kami Babinsa”, ujar Serda Gabriel yang bertugas di Koramil Sandai.

Sore itu kami sempat mewawancarai ia dan keluarganya. Minatnya menjadi TNI sudah ia tekadkan sejak kecil. “Dari kecil dia itu udah pengen jadi tentara, habis kayu dibuatnya tembak-tembakan disimpan di bawah rumah”, kata Maria Lince ibundanya.

Maria Lince (63 tahun) mengaku membesarkan Gabriel seorang diri. Ia pun berprofesi di bagian rumah tangga di sebuah biara Bruderan yang ada di Ketapang. “Mengingat perjuangan dulu membuat saya haru, betapa tidak membesarkan anak seorang diri, kemudian si anak kuat benar mau jadi TNI, bahkan tes tiga kali baru lolos, saya hanya bisa dukung dia”, ungkapnya disela isak haru menceritakan flash back ke masa lalu.

“Sekarang dia sudah jadi TNI, jadi Babinsa, pesan saya kamu juga orang desa layani orang desa sebaik-baiknya jangan sombong, layani tugas Negara sebaik-baiknya”, pesannya kembali untuk sang anak.

Gabriel sendiri mengaku doa dan motivasi dari sang ibunda adalah motivasi sekaligus peneguh komitmennya kala bertugas. “Pesan mamak saya ingat terus untuk menjalankan tugas sebaik-baiknya”, katanya lugas.

Saat ini ada sekitar 123 orang Babinsa yang ada di kabupaten Ketapang dan Kayong utara. “Mereka adalah garda terdepan dari TNI, bertugas melayani masyarakat 24 jam. Melebur dan bekerja bersama rakyat, namun tak dipungkiri mereka juga memiliki tugas sebagai ayah dan kepala rumah tangga, ini adalah konsekuensi yang harus dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab”, ujar Letkol Kav. Jami,an Dandim 1203 Ketapang saat diwawancarai disela tugasnya.

Babinsa menjalankan tugas multifungsi mulai dari mendampingi dan membina masyarakat untuk menjaga kambtibmas, mereka juga terlibat dalam penanganan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Selain itu mereka juga terkadang bergotong royong melakukan pembenahan fasilitas public seperti jalan dan kegiatan lainnya.

“Harus serba bisa, dan pastinya dapat berkomunikasi baik dengan masyarakat, nah uniknya kita terkadang ikut terlibat dalam kegiatan social budaya juga missal acara adat, kadang disitulah kita juga menyelipkan pesan-pesan positif ke masyarakat”, ungkap kembali Serda Gabriel.

Pria dua putra ini mengaku dalam satu bulan paling 1 kali baru turun berjumpa dengan keluarga. “Kalo sudah datang siap-siaplah kita di acak-acak sama anak-anak”, candanya sambil tergelak.

Desi Wulandari istri dari Serda Gabriel mengaku sangat memahami konsekuensi menjadi istri seorang prajurit TNI. “Saya sering bilang ke dia (suami), kami selalu mendoakan kamu, lancar dalam tugas”, ungkapnya.

Menjalankan tugas melayani ibu Pertiwi baik didaerah pesisir, pedalaman dan perbatasan sudah menjadi komitmen Babinsa-Babinsa seperti Serda Gabriel. Mereka bekerja tak mengenal lelah melebur bersama masyarakat untuk menjawab panggilan bhakti untuk negri. (And-JWKS)