Search

Pesona Pulau Sawi Kendawangan


Foto : Pantai Pulau Sawi Kendawangan Ketapang
Foto : Kegiatan Snorkling bersama Jelajah Ketapang


Foto : Air laut nan jernih menjadi daya tarik tersendiri
Foto : Salah satu biota yang dijumpai
“Kita besok berangkat jam 06:00 ya dari Ketapang, supaya start dari Sungai Gantang jam 08:00 ntar jam 09.00 diharapkan sudah sampai di Pulau, jangan kesiangan soalnya makin siang angin agak kuat dan ombak besar”, pesan singkat di sebuah grup WA yang diteruskan dari Setra Kusumardana si pemilik pesan sekaligus si pengelola paket wisata.

Kami pun patuh pada arahan itu, tepat jam 08:00 kami pun tiba di Sungai Tengar tempat base camp sekaligus tempat memarkir kendaraan. Berikutnya kami menumpang dua buah kapal kayu dengan kapasitas 30 orang  dan 20 orang untuk menyebrang ke Pulau Sawi. Seperti yang disampaikan Setra benar saja ombak di pagi hari itu belum terlalu kuat, namun angin cukup kencang.

Tepat pukul 09:00 pagi kami pun sandar di dermaga Pulau Sawi. Meniti jembatan kayu di dermaga haruslah ekstra hati-hati karena banyak bagian yang telah rusak parah. “Ini hancur kena badai”, ujar singkat bang Widi orang setempat yang terlibat memandu kami.

Namun horror itu tak berlangsung lama, mata dan perasaan kami dimanjakan oleh pantai dan pesona alam yang masih asli dengan hamparan pasir putih bersih yang berkilau diterpa sinar matahari. Setelah istirahat sebentar kami pun membagi diri dalam 3 kelompok.

“Kita mulai dari kelompok yang tak bisa berenang, kemampuan sedang-sedang dan mahir berenang, karena kita akan snorkling dimana tempat yang kita tuju secara perlahan akan mengalami kondisi pasang”, kembali Setra menjelaskan pembagian kelompok itu.

Kelompok pertama berangkat menuju destinasi snorkling, sementara kelompok dua dan tiga beraktivitas bebas meng-eksplorasi pantai dan pulau. Sekitar 15 menit samapailah tim pertama ke tempat tujuan snorkling. Sebelum mulai kegiatan kami pun dipandu untuk dapat menggunakan alat pernapasan serta hal-hal penting yang wajib diperhatikan.

Satu persatu kami dibimbing oleh bang Widi untuk ke titik dimana banyak terdapat terumbu karang dan biota laut. “Wah ada nemo…ada nemo”, seru Moses, salah satu peserta kegirangan, maklum ini pertama kali ia melakukan observasi bawah laut.

Nemo yang ia maksudkan adalah ikan badut atau clown fish yang merupakan tokoh utama dalam film Finding Nemo. Benar saja ikan itu berenang diantara anemon-anemon laut dengan keindahannya. Setiap peserta pun mulai melakukan penyelaman sambil didokumentasikan dengan kamera bawah laut oleh Setra.

Pukul 12:30 tim pertama pun tiba kembali ke pulau untuk makan siang bersama. Sungguh nikmat makan masakan sederhana yang disuguhkan warga dan dinikmati secara bersama-sama. Berikutnya tim kedua dan ketiga pun menyusul untuk melakukan kegiatan snorkling lanjutan.
Di pulau sendiri banyak ragam aktivitas warga yang terlihat ada ibu-ibu yang memecahkan cangkang tengkuyung laut, yang kemudian direbus dan dapat diolah kembali menjadi masakan lezat. “Sepuluh ribu sekantong” ujarnya menawarkan. Rasa kenyal, legit dan manis bercampur dalam rasa olahan sea food.

Disisi lain nelayan menyortir renjong dan tripang hasil tangkapannya. “Renjong ini jenis jantan kurang berisi, tapi harganya masih lumayan lima puluh ribu sekilo”, ungkapnya menunjuk binatang yang juga dari kelas crustaceae ini.

Sekitar pukul 16:00 sore tim pun pulang kembali ke Sungai Tengar setelah seharian meng-eksplore pulau sawi. “Kita harus hati-hati dan siap basah, karena perjalanan pulang kita akan menghadapi ombak yang lumayan besar, duduk harus seimbang”, seru kembali Setra mengingatkan. Benar saja gelombang cukup besar dan membuat beberapa dari kami basah kuyup.
Foto : Perjalanan pulang ke Sungai Tengar

Foto : Pulau Sawi satu dari sekian potensi wisata di Ketapang
Namun pengalaman itu menjadi sebuah hal yang tak terlupakan bagi tiap peserta. Hal ini juga mengukuhkan bahwa tak perlu keluar daerah untuk dapat berwisata di pantai dan ber-snorkling ria di tempat-tempat dengan destinasi terbaik. Semua ada disini di hadapan kita, tinggal kita saja yang mau atau tidak meng-ekplorasinya. Namun satu hal yang tak boleh dilupakan adalah menjaga potensi itu tetap bersih dan lestari. Ayo ke pulau Sawi…. (Sielvi-JWKS)