Search

Unik! Lukisan Ave Maria di atas Kumpulan Sekrup

Daryanto dan Lukisannya

siapa sangka lukisan Ave Maria ini dilukis diatas ribuan sekrup

Proses Pengecatan

Proses membuat pola

Tahap awal pembuatan


Bisingnya suara bor berpadu dengan bunyi bidang kayu yang tertembus oleh sekrup. Di pola garis-garis bujur sangkar kecil layaknya lembaran kertas dari buku tulis milik anak-anak sekolah dasar, sekrup-sekrup itu tertanam dengan kedalaman yang berbeda-beda. Awal minggu pertama tak terlihat kumpulan sekrup itu membentuk pola apa. Barulah memasuki minggu kedua mulai terlihat pola sekrup itu membentuk lukisan yang tak asing khususnya bagi umat Kristiani yakni lukisan Bunda Maria.

Nama pria itu Daryanto (50 th), seorang pria multi talenta yang tinggal di Ketapang. Ia menyebut lukisan itu “Ave Maria”. Di penghujung minggu kedua ia memulai proses pengecatan. Menggunakan cat air yang memiliki daya rekat yang tinggi tangannya kidalnya menari-nari dengan kuas berbagai ukuran. Sesekali pria itu menyeka keringat yang membasahi dahinya.
“Butuh 24 box sekrup untuk membuat pola lukisan ini, tiap box berisi 300-an sekrup”, ujarnya disela proses finishing. Lama penyelesaian lukisan itu pun memakan waktu sekitar dua minggu, maklum ia mulai mengerjakannya setelah pulang bekerja. “Sore sekitar jam empat start, sampe malam, kalo nggak mood istirahat”, ujar suami dari Beata ini. Saat ini ia memang bekerja di komplek Gereja Katedral St. Gemma Galgani Ketapang yang tugasnya tak jauh-jauh dari bakat seni yang ia miliki.

Beberapa karyanya menghias wajah bangunan di komplek Gereja Katedral mulai dari lukisan pensil bergaya realis dari uskup-uskup yang pernah memimpin di Keuskupan Ketapang hingga mozaik dan motif Dayak yang terlihat begitu indah. “Saya mewarisi bakat almarhum ayah saya yang juga dulu bekerja di lingkungan gereja ini”, ungkap ayah dari dua putri ini dengan tatapan menerawang seakan mengenang sang ayah.

Daryanto sengaja membuat karya unik berupa lukisan dari sekrup ini. “Tahun ini Paroki ini berulang tahun yang ke-57, saya membuat karya ini sebagai kenangan sekaligus karya ini akan dilelang pada malam puncak perayaan tanggal 19 Mei mendatang, dimana hasilnya sebagian akan saya sumbangkan untuk biaya pembangunan dan pembenahan bangunan di lingkungan gereja ini”, katanya bersemangat.

Memiliki jiwa seni dan menghasilkan karya seni bernilai tinggi tak mengurangi semangat dari kakek dari satu cucu ini untuk mengambil bagian sumbangsih bagi pendanaan pembangunan di komplek gereja ini. Baginya itu adalah bagian kecil yang dapat ia sumbangkan pada Sang Pemberi Talenta. “Tuhan beri kita bakat, beri kita rasa seni dan ini adalah bentuk usaha kita membalas kebaikan-Nya”, pungkasnya.

Lukisan berukuran 150 cm x 70 cm ini pun hampir selesai. Terlihat ekpresi Bunda Maria yang sedang tertunduk sedih sambil kedua tangannya tertangkup di dada. Sesekali aksi Daryanto dengan kuasnya terganggu oleh gelanyut manja sang cucu. Ia berharap lukisannya ini dapat terjual dengan harga yang baik sehingga dapat membantu proses pembangunan komplek gereja.

Pengirim : Haryadi (anggota Jurnalis Warga Kayong Solidaritas)

0 Komentar