Search

Suster Peduli Lingkungan dari Sukaria

Suster Ana dengan latar Nursery Bambunya

Bambu yang siap ditanam untuk menjaga sumber air bersih warga

“No…no…no..hush”, hardik perempuan itu melihat seekor babi milik warga yang mendekati tempat pembibitan ukuran 4 x 4 meter dimana atapnya dinaungi oleh jaring paranet. Terlihat seekor anjing pun turut mengonggong seakan tak mau kalah untuk mengusir tamu tak diundang itu.

“Ha-ha-ha, kita kerja sama ya”, toleh lagi si perempuan sambil mengelus anjing yang bermanja di kakinya. Sosok perempuan itu Suster Anna yang berasal dari Portugal. Ia sendiri merupakan suster dari Kongregasi A.C.I ( Servant of the Most Sacred Heart of Jesus) yang berkarya di dusun Silingan Kecamatan Kendawangan.

Selain kegiatan rohani ia juga menyampaikan salah satu misi dari kongregasi adalah pendidikan. Maka tak salah tiap jam 15:00 sore maka akan banyak anak-anak yang datang ke susteran untuk belajar, salah satunya belajar bahasa Inggris. Namun tak kalah menariknya adalah usaha dari suster Ana untuk melestarikan lingkungan.

“Anda lihat disini banyak lahan yang tak termanfaatkan, kemudian juga kita dikelilingi kebun monokultur, maka harus ada usaha dari warga untuk mempertahankan beberapa kawasan, salah satunya untuk menjaga ketersediaan air”, ungkapnya bersemangat.

Ia pun memilih bambu kuning untuk usaha menghijaukan kawasan yang gundul termasuk dekat aliran sungai. Bukan tanpa alasan ia memilih bambu kuning karena menurutnya bambu kuning juga dapat dimanfaatkan untuk bahan meubel.

“Kami ada kerja sama dengan yayasan Bambu Bos, mereka melatih kita dan warga membuat meubel yang unik, tentu bambu-bambu itu butuh perlakuan agar lebih awet”, unkapnya kembali.

Ia berharap banyak manfaat yang didapat warga kelak ketika bambu-bambu ini telah besar. Lingkungan terjaga, sumber air tetap tersedia, ekonomi warga juga meningkat. Selain itu kesehatan warga juga lebih terjamin dengan asupan oksigen serta peran bambu yang diketahui dapat menetralisir radioaktif.

“Banyak manfaat yang didapat, saya dan warga gotong royong mulai tanam bambu, lalu yang ada kita biat meubel, selain itu daerah sini kan dikelilingi oleh industri pabrik, nah bambu ini diharapkan dapat menyerap partikel-partikel berbahaya tersebut”, pungkasnya bersemangat.

Pelayanan suster Ana Pina dan kawan-kawan tak melulu tentang kerohanian namun multi aspek yang mereka garap. Kualitas SDM anak-anak dusun Silingan dan sekitarnya mereka latih, warga juga mereka giatkan untuk lebih peduli pada lingkungan. Sebuah karya nyata yang menyentuh aspek-aspek kebutuhan para warga. Semoga ke depan Silingan menjadi sebuah dusun yang menghijau dengan berbagai potensinya yang luar biasa. (Blasius-JWKS)

0 Komentar