Search

Para Pengguna Maskapai Penerbangan Keluhkan Perubahan Jadwal Semena-mena

Pesawat yang akan mendarat di bandara Ketapang

Polemik melonjaknya harga tiket pesawat berimbas juga pada kualitas layanan dari maskapai. “Saya menghadiri acara anak saya di Yogya, sepulang dari sana telah beli tiket jauh-jauh hari untuk tanggal 19 Mei 2019, eh oleh Nam Air dimundurkan hingga keesokan harinya, sementara saya harus masuk kerja terpaksa saya beli tiket pesawat yang lain untuk tujuan Pontianak-Ketapang”, ujar Yati salah satu pengguna jasa penerbangan mengeluhkan apa yang ia alami. Ia pun mengaku proses me-refund juga lumayan rumit karena dia membeli lewat aplikasi Traveloka. “Dua mingguan katanya baru uang kita kembali, saya pun agak bingung karena pengalaman pertama kena hal kaya gini”, ujarnya.

Kejadian ini tak cuma dialami oleh satu maskapai, seminggu sebelumnya JWKS pun pernah membeli tiket Garuda untuk fasilitator pelatihan dari Pontianak ke Ketapang (pulang-pergi). Tiba-tiba lewat Face Book, Jasa Travel dimana JWKS membeli tiket memposting bahwa Garuda off melayani rute Ketapang, bagi konsumen yang telah membeli tiket dipersilahkan untuk konfirmasi agar segera dalihkan ke penerbangan yang lain. Yang agak mengecewakan adalah pemberitahuan dari Garuda dilakukan H-2 dari keberangkatan, bila konsumen tak melihat postingan dari Jasa Travel di FB maka terbayang bagaimana kelabakannya para konsumen untuk mengganti/menjadwalkan ulang penerbangannya.

Ada juga konsumen yang mengeluhkan pengalihan jadwal penerbangan seolah-olah maskapai mencukupkan kuota penumpang baru dapat berangkat. “Kite di delay semena-mena, digeser mungkin biar pesawatnye muat penuh dulu baru berangkat”, ungkap Iwan dengan logat melayu kental.

Memang melonjaknya harga tiket ini seakan membuat turbelensi bagi pelayanan publik di industri jasa penerbangan. Diduga animo pengguna jasa penerbangan ini berkurang akibat tingginya harga tiket. Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan aturan terbaru tentang harga/batas atas dari harga tiket, namun hal itu tak banyak membantu karena maskapai memang betul-betul menggunakan batas atas secara maksimal.

Hal ini memang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah apalagi melihat akhir-akhir ini industri jasa penerbangan didominasi hanya dua grup besar yakni Garuda dan Lion Air. Menjelang lebaran Idul Fitri tentu kualitas layanan dan harga tiket harus memperhitungkan juga daya beli masyarakat, semoga. (Idoliana-JWKS)

0 Komentar