Search

Menjadi Petani Ala Petrus Borin

Pak Borin di rumahnya di Desa Beringin

Lokasi Kebun Pak Borin di Sebatang

Petrus Borin (60 Tahun) atau disapa pak Borin, adalah salah satu masyarakat di Desa Beringin Kecamatan Tumbang Titi. Beliau salah satu tokoh masyarakat yang dulu pernah juga menjabat sebagai Kepala Desa Beringin. Darah dan semangat petaninya sungguh luar biasa. Tak lagi menjabat Kepala Desa ia menekuni profesinya sebagai petani.

Namun yang cukup menginspirasi adalah pola pertanian terpadu ala masyarakat Dayak yakni Dohas yang dikemasnya secara lebih baik dimana ada lokasi khusus ternak, tanaman sayur, tanaman hortikultura dan tanaman keras lainnya.

Tempat ia bercocok tanam sekitar 12 Km dari kampungnya di Beringin dengan jalan yang lumayan ekstrim. Tempat itu bernama Sebatang sebuah tempat yang tak jauh dengan perbatasan Kalimantan Tengah. Ada sebuah kawasan yang ia olah secara terpadu mulai dari toko kecil, kandang babi serta ayam, kemudian dipisahkan oleh sungai disebarangnya terdapat kebun yakni kebun palawija (sayur-sayuran), pisang, jengkol, durian dan berbagai tanaman yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

“Pisang ini ada ratusan pohon, saya tanam jenis pisang ambon dijual 1 Kg sepuluh ribu, kangkung juga sekilo sepuluh ribu, Ubi kayu jual ke perusahaan sekilo empat ribu, lumayan pokoknya. Kalo Babi dijual sekilo tiga puluh ribu, pembelinya dari Kalteng”, ungkap bapak beranak dua ini.

Bagi pak Borin profesi petani adalah profesi yang paling enak dan nyaman. Ia merasa ketenangan tinggal di kawasan yang memang ter-cluster menjadi beberapa bagian. “Disebrang jalan itu padi merah diabetes Rp. 20.000 satu kilonya”, sambil ia menunjuk padi ladang berjenis padi merah.

Lokasi dohas pak Borin memang cukup strategis. Dua kilometre dari tempatnya ada sebuah perusahaan yang menjadi potensi pasat tersendiri baginya. Dibelakangnya dialiri oleh sungai batu yang jernih dan terdapat bukit yang subur.

Semangat petani pak Borin banyak menginspirasi kaum muda di kampungnya yang juga mulai menekuni profesi bertani. “Saya mencontoh beliau, saat ini saya mulai membuat beberapa lahan pertanian seperti pak Borin”,ungkap Uyau salah satu pemuda Beringin.

Menjadi petani adalah sebuah kebanggaan karena merekalah pejuang pangan sesungguhnya. Namun konsep bertani dengan memperhatikan mekanisasi serta system pertanian dengan mengkolaborasikan dengan kearifan local adalah sebuah keunikan tersendiri yang ada dalam masyarakat Dayak. (JWKS)

0 Komentar