Search

Mgr. Pius Riana Prapdi, Pr : “Memperingati 100 tahun Gereja Serengkah, kita sedang merayakan persaudaraan

Foto : Rombongan Bupati, Uskup dan tamu undangan disambut dengan acara adat

Foto: Peresmian Gereja St. Yoseph yang dihadiri Bupati, Tokoh Masyarakat dan Agama
Sabtu, 8 September 2018 menjadi bagian sejarah perjalanan misi Khatolik St. Yosep Serengkah, Kecamatan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang. Betapa tidak tepat 100 tahun yang lalu di tahun 1918 Agama Khatolik resmi diterima di Serengkah. Lewat jasa seorang Tan Teng Hak atau Tan Ahak, Mgr Boss yang saat itu menjadi uskup di Pontianak datang berkali-kali mengajarkan agama Katolik ke Serengkah.

Diungkapkan Mgr Pius dalam sambutannya bahwa ada tiga kebiasaan hidup dari seorang Tan A Hak yang patut diteladani yakni yang pertama bagaimana dengan konsisten ia ingin belajar tentang agama dan melibatkan anak serta istrinya. Kedua, bahwa ia selalu berbagi dengan orang lain. Bila ada orang lain yang belum makan maka seorang Tan A Hak akan melihat ke dapur apa yang dapat ia berikan ke orang tersebut untuk dimakan. Ketiga, bagaimana ia mengirimkan anaknya dan oran lain untuk menuntut ilmu walaupun jaraknya cukup jauh yakni di Sejiram, Kapuas Hulu. Salah satu yang ia kirim yakni Bapak Denggol yang menurut cerita saat itu ia bekali dengan ayam jago.

Cara hidup inilah yang akhirnya membuat Uskup Keuskupan Agung Pontianak yang saat itu dijabat Mgr. Pacifikus Boss memutuskan menetap beberapa bulan untuk mengajar agama Katolik di Serengkah. Hingga Januari 2018 dibaptislah salah satu orang Dayak pertama yang memeluk Katolik yakni Gemalo Moriyal yang juga keturunan dari 7 Demong Besar di Serengkah. Tokoh ini pula yang juga desebut sebagai datok (kakek) dari pak Rantan (Ayah dari Martin Rantan Bupati Ketapang saat ini).

Buah dari iman yang besar itu diantaranya adalah Suster Aghneta putri bungsu dari Tan A Hak menjadi seorang biarawati OSA. Kemudian buah berikutnya adalah ditahbiskannya seorang imam pribumi Ketapang pertama yakni Pastor Zacharias Lintas, Pr.

Selain itu buah dari 100 tahun karya Gereja St. Yosep adalah tiga putra Serengkah yang pernah menjabat sebagai bupati yakni Bapak Denggol, Bapak Henrikus dan yang kini menjabat yakni Bapak Martin Rantan.

Hari yang istimewa itu semakin lengkap dengan diresmikannya bangunan gereja baru St. Yosep Serengkah yang dihadiri oleh Bupati Ketapang, Uskup Ketapang, Anggota DPRD Provinsi, Pejabat Ketua DPRD Ketapang, Anggota DPRD Ketapang, Kapolres, Dandim, Kepala Dinas, Tokoh masyarakat dan agama.

Mgr. Pius menyampaikan ia sangat terkesan dari semangat bahu membahu baik itu pemerintah, donator dan umat beragama mendukung hingga terbangun dan diresmikannya gereja yang cukup megah ini. “Tadi pagi saya melihat ada ibu-ibu berjilbab menyapu teras gereja, bagaimana para tukang juga dari berbagai agama, jadi patutlah kita syukuri bahwa merayakan 100 tahun gereja St. Yoseph ini kita sedang merayakan persaudaraan seperti yang diteladankan oleh Tan A Hak juga dimana semangat persaudaraanlah yang menyatakan kasih Tuhan berdiam ditengah kita”, pungkasnya. (JWKS)

(Disarikan dari sambutan Uskup Mgr. Pius Riana Prapdi, Serengkah 8 September 2018.

0 Komentar