Search

Waspada! Beberapa Modus Penipuan Via Ponsel

Ilustrasi Modus Penipuan Via Ponsel
Modus kejahatan dengan cara penipuan semakin sering terjadi. Tidak hanya di kota-kota besar saja tapi sudah merengsek masuk ke kampung-kampung juga. Para penipu memanfaatkan tehnologi dan situasi, maka kita mesti waspada dengan hal ini. Pengalaman dari salah seorang anggota masyarakat ia pernah ditelepon seseorang yang mengaku dari pihak kepolisian saat dini hari. Orang itu mengatakan rekan kerjanya ditangkap polisi karena kasus narkoba dan saat ini ada di Kantor Polisi. Lewat sambungan telepon itu pula didengarkan suara yang mirip rekan kerjanya sambil diiringi bentakan-bentakan. Psikologis kita yang bangun tidur dalam kondisi terkejut tentu panik akan situasi semacam ini. Nah disitulah mulai jerat si penjahat masuk dengan modus meminta sejumlah uang untuk meringankan hukuman bahkan menjanjikan menyetop kasus tersebut.

Melihat fakta diatas maka komunitas Jurnalis Warga Kayong Solidaritas (JWKS) merangkum beberapa modus penipuan via telepon yang banyak terjadi termasuk di Ketapang.
1. Penipuan Jual Beli Tanah
Berapa kali kita pernah menerima Short Message Service (SMS) yang menyatakan bahwa tanah rumah Bapak A atau tanah Ibu B dijual kepada anda dan anda lalu diminta mentransfer uang pembayaran DP-nya? Di Indonesia karena rumah dan tanah merupakan bentuk investasi utama, maka banyak orang yang tertipu dengan modus ini. Banyak orang yang memang sedang menunggu kabar dari sang pemiliki rumah atau pemilik tanah untuk menjual aset mereka. Sehingga ketika mereka menerima kabar bahwa mereka mendapatkan rumah dan tanah idaman, mereka tanpa pikir panjang langsung mentransfer sejumlah uang kepada rekening (yang dikira) adalah rekening pemilik rumah tanah.
Jika kita memang sedang menunggu kabar seperti ini, jangan keburu percaya dengan sms yang datang kepada kita. Pastikan kita menghubungi kembali pihak penjual rumah tanah untuk meyakinkan bahwa memang mereka yang mengirim pesan kepada kita.

2. Penipuan Lamaran Kerja
Banyak pencari kerja tertipu dengan modus ini. Penipuan ini berawal dari pengiriman email maupun pengiriman sms yang menandakan bahwa anda diterima di sebuah perusahaan nasional maupun internasional. Andapun diminta mentransfer sejumlah uang untuk keperluan rekrutmen, dengan iming-iming uang tersebut nantinya toh akan anda terima kembali pada gaji pertama anda.
Ada juga yang menyuruh anda untuk mengecek ke maskapai bahwa anda sudah dipesankan pesawat ke kota dimana kantor pusat berada (biasanya Jakarta) namun sebelum anda ke Jakarta anda diminta mentransfer sejumlah uang untuk keperluan penginapan dan lainnya. Padahal yang ada mereka memang sudah membuat booking ke maskapai atas nama anda, NAMUN TIKET TERSEBUT BELUM DIBAYAR.
Sehingga jangan keburu senang ketika anda menerima telepon atau email atau sms semacam ini. Ada baiknya anda tanyakan langsung ke HRD perusahaan yang bersangkutan melalui telefon resmi mereka yang dapat anda temukan di Google.

3. Penipuan Lelang Barang Sitaan Polisi
Modusnya biasa ada seorang yang menelpon dengan gaya sok akrab, sok kenal yang mengaku kenalan kita di Kepolisian. Dia akan menanyakan siapa yang kita kenal dan berprofesi sebagai polisi di POLRES. Ketika kita menyebut nama rekan kita tersebut, maka dia akan berkelakar bahwa kita sombonglah lama tidak kontaklah dan sebagainya. Ujung-ujungnya dia menawarkan Lap Top, HP, Barang elektronik sitaan polisi dengan harga yang murah dan cenderung tak masuk akal. Bila kita percaya maka dia minta transfer sejumlah uang untuk biaya mengeluarkan administrasinya. Bila kita ragu atau mau janjian ketemu dengannya di POLRES maka ia akan mengatur jeda waktu agak lama entah 4 jam kemudian atau keesokan harinya dll. Gantinya ia minta dikirimi pulsa, karena saat itu sedang rapat dengan KAPOLRES dan tidak bisa keluar serta berjanji akan menggantinya setelah selesai rapat. Tentu ketika kita menghadapi hal ini, kita mesti tenang tak mudah terpancing serta harus mencerna apakah yang disampaikan itu masuk akal atau tidak. Apakah mungkin kepolisian menjual/melelang barang bukti tangkapannya?.

4. Penipuan Keluarga Sakit/Kecelakaan
Modus ini biasanya ditujukan pada para orang tua dengan mengaku dari pihak kepolisian ataupun Rumah Sakit atau Sekolah. Mereka menyampaikan anak kita mengalami kecelakaan, kritis, sakit keras dan sedang di ruang Gawat Darurat Rumah Sakit. Mereka pada akhirnya meminta kita untuk mentransfer sejumlah uang untuk penanganan serius bagi si anak di RS. Menghadapi hal ini kita tidak boleh panik dan harus memastikan keberadaan anak kita dengan pihak yang betul-betul mengetahui keberadaan anak kita tersebut. Bisa dengan guru sekolahnya, ibu kosnya (bila sedang di perantauan), ataupun bisa langsung menghubungi ke anak yang bersangkutan, intinya informasi yang valid.

5. Penipuan Berkedok Asmara
Penipuan ini melibatkan lawan jenis yang biasanya dikenal lewat media social. Awalnya mereka bersahabat memberi perhatian sampai kea rah hubungan yang serius. Si penipu biasanya mulai memainkan tipu-tipunya dengan mulai meminta bantuan sejumlah uang untuk keperluan tertentu bahkan mereka biasanya meminta lawannya untuk berpose ataupun merekam video vulgar sebagai bukti keseriusan. Berbekal rekaman itu maka si penipu akan memeras korban dengan ancaman menyebarkan video tersebut. Maka hati-hatilah berhubungan dengan orang yang tak kita kenal.

6. Penipuan Hipnotis
Penipuan hipnotis juga marak dilakukan lewat telepon. Caranya adalah dengan menelepon anda lalu pelaku menghipnotis anda untuk pergi ke ATM dan mentransfer sejumlah uang ke rekening tertentu. Biasanya pada prosesnya, korban tidak sadar dan baru sadar setelah sejumlah uang telah ditransfer dan tabungannya kosong.
Cara waspada terhadap penipuan semacam ini adalah dengan tidak langsung mengangkat telepon dari seseorang yang tidak anda kenal atau tidak terdaftar dalam phone book ponsel anda.

7. Penipuan Proyek
Para pelaku penipuan memanfaatkan situs LPSE untuk mencari informasi tentang pemenang lelang. Lewat data ini, mereka mencari nama pemenang tender, lalu mencari nomor telepon mereka dengan menghubungi layanan telepon 108. Setelah mendapat nomor pemenang lelang, mereka menghubungi nomor tersebut dengan berpura-pura sebagai pejabat yang berwenang soal tender, lalu meminta uang jika proyeknya ingin mulus. Kadang ada yang berpura-pura menjadi Kapolres, Bupati, Kadis PU dan lain-lain.
Adapun alasan yang digunakan untuk menipu adalah:
Sebagai kepala polres, mereka meminta bantuan untuk tamu Polda.  Sebagai bupati, mereka meminta bantuan untuk biaya tambahan. Sebagai kepala kejaksaan tiinggi/kejaksaan negeri, mereka meminta dana untuk mempercepat proses menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan. Sebagai kepala dinas pekerjaan umum, mereka meminta success fee untuk proyek yang akan dikerjakan.

Bagi anda para kontraktor maka waspadalah dengan modus penipuan semacam ini.

8. Penipuan Undian Berhadiah
Penipuan undian berhadiah juga marak digunakan oleh para penipu untuk memperdaya korbannya. Mereka menelepon berkata bahwa anda memenangkan undian dari Bank A atau dari instansi B, lalu meminta anda membayar pajak hadiah yang dibebankan kepada anda.
Agar pajak hadiah berjumlah besar, biasanya mereka menyebutkan hadiah berupa mobil dengan harga ratusan juta rupiah. Itu artinya, anda harus mentransfer puluhan juta rupiah untuk pajak hadiah tersebut.
Jangan mudah tertipu. Anda bisa memeriksa langsung ke perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi nomor telepon resmi perusahaan lewat Google. Dan jangan menghubungi telepon perusahaan yang diberikan oleh mereka!

9. Penipuan Dengan Mengaku Aplikasi GO Jek dan Sejenisnya
Penipuan ini menggunakan modus si penipu akan menelpon anda dan mengaku dari aplikasi Go Jek, Grab dan lain-lain yang menyatakan anda mendapat hadiah poin dan akan mentransfer bonus tersebut. Berikutnya si penipu meminta kita mengirimkan PIN yang akan dikirim oleh aplikasi tersebut ke ponsel kita. Benar saja smart phone kita tak lama mendapat pesan bahwa kode PIN kita dengan no sekian-sekian. Bahayanya bila kita menyebutkan kode PIN tersebut kepada si penipu maka ia akan memanfaatkannya dan jelas itu merugikan kita. Untuk menghadapi hal ini jangan pernah mau menyebutkan kode atau PIN yang telah dikirim oleh aplikasi ke ponsel kita dan biasanya di bawah pesan tersebut jasa aplikasi tidak pernah meminta PIN atau kode registrasi serta peringatan bahaya akan penipuan.

10. Phising (Pencurian Data)
Phising sebenarnya cara ‘halus’ penipu untuk memperdaya anda. Yang mereka lakukan adalah mencuri data anda dan menggunakan data tersebut untuk menguras tabungan anda. Beberapa bulan yang lalu, ribuan nasabah sebuah perbankan mengklaim bahwa uang mereka berkurang banyak di bank tanpa mereka pernah merasa bahwa mereka telah menggunakannya.
Mereka tidak sadar mungkin pernah mengisi data di internet yang sifatnya rahasia seperti Nomor CVV kartu kredit, Nama Ibu Kandung, bahkan password Internet Banking bank anda. Cara mengatasinya adalah dengan tidak pernah login Internet Banking anda dari website lain kecuali website resmi bank anda. Meskipun dari email sekalipun!

Diatas tadi 10 modus penipuan yang menggunakan ponsel ataupun smartphone. Maka kita harus waspada ketika dihubungi oleh orang-orang yang tidak kita kenal apalagi bila menyebutkan hadiah atau pun hal-hal yang membuat kita shock seperti kecelakaan, kematian dan lain-lain. Ada baiknya untuk menakuti si penipu kita mengatakan bahwa percakapan kita ini direkam dan jangan biarkan ia berbicara panjang lebar. Tangkap dengan cepat maksud pembicaraannya, simpulkan apakah logis atau tidak logis dan terakhir tutup telepon anda atau jangan pernah membalas sms-sms yang masuk darinya.
Semakin maju tehnologi diiringi pula resiko ancaman dari orang-orang yang tak bertanggung jawab. Waspadalah dan berhati-hatilah. (JWKS)


0 Komentar