Search

Social Performance Management (SPM) untuk Mengukur Kinerja Sosial Organisasi

Drs. Munaldus, MA memfasilitasi Pelatihan Social Performance Management

Peserta Pelatihan SPM Berpose Bersama

Setiap organisasi tentu memiliki visi dan misi tanpa terkecuali Credit Union sebuah lembaga pemberdayaan yang bergerak di bidang ekonomi kerakyatan. Dalam misi tersebut tentu ada misi sosial dan misi bisnis/financial. Salah satu misi sosialnya adalah bagaimana CU dapat mengangkat masyarakat dari kemiskinan dengan menyediakan pelayanan keuangan yang prima dan bertanggung jawab.

Untuk mengetahui seberapa bermanfaat CU hadir ditengah masyarakat khususnya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat maka harus ada sebuah penelitian kualitatif dan kuantitatif yang obyektif. Maka penting dilakukan penelitian Social Performance Managemen (SPM) dengan format Poverty Progress Indeks (Indeks Pengentasan Kemiskinan-PPI). PPI sendiri berupa daftar pertanyaan survey yang pada akhirnya dapat menunjukkan kondisi sosial ekonomi seseorang.  Survei ini sendiri dilakukan pada anggota CU dengan metode random sampling.

Dari data tersebut tentu akan menjadi masukan apa langkah/program yang tepat dalam kaitan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota CU. Program tersebut biasanya adalah financial literacy (melek finansial), Financial Capability (Kecakapan Keuangan), Sekolah Lapang (SL) dan bermuara dengan pembentukan Self Help Group (SHG). Dari SHG-SHG ini maka akan bermuara pada terbentuknya Koperasi Sektor Riil (KSR) dan pasar rakyat.

Hal inilah yang digagas dan akan diimplementasikan oleh CU-CU di bawah naungan Puskopdit Khatulistiwa. Pada pelatihan tentang Social Peformance Management (SPM) yang dilaksanakan di PUSKHAT Center, dari tanggal 16 hingga 19 Juli 2018 Bapak Munaldus yang juga pendiri PUSKHAT mengajak bagaimana CU-CU juga concern pada keseimbangan antara misi keuangan dan misi social. “Bagaimana hadirnya CU harus membawa manfaat, manfaat apa? Tentu kesejahteraan meningkat. Timbul pertanyaan berapa banyak yang terangkat dan dapat manfaat? Inilah pentingnya survey ini, sehingga kita dapat memetakan apa yang kita lakukan untuk memperkuat misi social selain tentu focus juga pada misi finansial”, ujar pria yang berprofesi sebagai dosen ini.

Pada pelatihan tersebut peserta pun diajak membuat rencana usaha dan pembentukan kelompok produktif seperti kelompok peternak lele, peternak ayam potong, peternak ayam petelur dan pengrajin kripik pisang. Diharapkan dengan simulasi-simulasi yang ada ini dapat ditindak-lanjuti di lapangan.

8 CU yang memiliki total anggota ratusan ribu orang yang tersebar di 14 Kabupaten Kota di Kalimantan Barat ini pun sepakat mengimplementasikan hasil dari pelatihan ini. Diharapkan dengan adanya data yang valid maka gerakan pemberdayaan ini lebih terarah dan tepat sasaran. (JWKS)

0 Komentar