Search

Merintis Budidaya Ternak Babi di Kandang

Albertus Jamhari, tokoh muda Dusun Kepayang

Albertus Jamhari dan Aktivitas Beternaknya

Menggeluti usaha yang merupakan hobi adalah sesuatu yang pasti menguntungkan. Sukanya dapat untung berlipat demikian kutipan seorang entrepreneur terkenal (alm) Bob Sadino. Sepakat dengan hal itu seorang tokoh muda Dusun Kepayang Desa Laman Satong yakni Albertus Jamhari (43 tahun) menekuni usaha sampingan yang merupakan hobinya yakni beternak.

“Saya senang beternak entah itu unggas ataupun hewan lain, contohnya seperti babi”, ujar pria dengan dua putra ini. Awalnya ia melihat masyarakat di dusunnya memelihara ternak babi dengan dilepas berkeliaran sehingga kurang terkontrol dan belum terlalu berorientasi pada bisnis. Selain itu beternak dengan melepas cukup mengganggu lingkungan dimana masyarakat juga sulit untuk bercocok tanam disekitar rumah padahal lahan mereka cukup luas kalaupun menanam mereka harus menggunakan polibag dan diletakkan agak tinggi agar tidak diganggu oleh ternak yang dilepaskan.

Akhirnya ia mulai dengan menyiapkan kandang yang kemudian ia sekat untuk membedakan jenis dan usia babi yang dipeliharanya. “Ada puluhan ekor-lah baik itu lokal maupun bajong”, ujarnya merujuk pada jenis babi berjenis besar.

Sebagai sumber pakannya ia memanfaatkan pisang hutan, keladi, ampas tahu dan dedak. Setiap pagi dan sore ia pun dengan rutin membersihkan kandang dan babi ternaknya dengan cara menyemprotkan air. Tak salah babinya terlihat sehat dan gemuk.

Sebenarnya pekerjaan utama pria yang pernah mengenyam pendidikan di pulau Jawa ini bukan peternak melainkan bekerja di sebuah perusahaan sawit sebagai asisten manager. “Saya ingin mengajak masyarakat dengan memulai dari saya sendiri  bahwa bila kita mau, beternak babi dapat menjadi sebuah pilihan pekerjaan yang dapat ditekuni dan pastinya menguntungkan”, ujarnya.

Setiap beberapa bulan sekali memang banyak peraih (sebutan orang yang membeli babi untuk dijual lagi) yang datang ke dusun mereka untuk membeli babi. Harganya antara Rp. 25.000 hingga Rp. 30.000,-  per kilogramnya. Babi yang dipelihara di kandang harganya jauh lebih tinggi yakni Rp. 30.000 per kg.

“Pernah sekali jual dapat Rp. 9.000.000,- jadi bisnis ini menjanjikan untuk masyarakat di kampung, bagaimana kita harus mulai terbiasa mengandangkan babi, banyak manfaatnya kita sudah berorientasi bisnis, kampung kita pun lebih bersih”, pungkasnya.

Beternak babi di kandang menjadi pilihan berwirausaha yang menjanjikan. Masyarakat pun harus mulai beralih dengan beternak secara biasa ke pola beternak yang lebih berorientasi pada usaha. Manfaat lainnya kampung akan menjadi lebih bersih dan rapi serta pekarangan dapat lebih termanfaatkan secara optimal. Albertus Jamhari seorang tokoh muda yang menggerakkan kampungnya untuk berwirausaha lewat contoh yang ia buat. Semoga saja virus wirausaha itu menular dan berkembang. (JWKS)

0 Komentar