Search

Menanam Edamame di Kaki Gunung Palung

Viktor Terang di tengah Bedeng yang Siap Tanam (Sumber Foto Viktor Terang)

Bedeng-Bedeng Siap Tanam (Sumber Foto Viktor Terang)

Postur badannya tinggi besar, bahkan dulu ia pernah menekuni olahraga tinju, namun dibalik posturnya yang gagah ia adalah pribadi yang ramah dan murah senyum. Ia adalah Victor, salah satu tokoh muda di Dusun Manjau desa Laman Satong. Pria tamatan SPP ini memiliki kecintaan pada pelestarian alam dan dunia pertanian. Tak salah hal itu menurun dari sang ayah yang juga penggiat pelestarian lingkungan hidup yang juga tokoh masyrakat Desa Laman Satong Bapak Yohanes Terang.

Layaknya ungkapan like father, like son, kini sang anak menjadi penerus semangat sang ayah untuk terus memperjuangkan kelestarian alam di desa Laman Satong. Maklum saja desa Laman Satong memiliki potensi hutan yang luar biasa yang saat ini terkepung  oleh beberapa perusahaan tambang dan perkebunan besar. Mempertahankan hutan yang masih ada adalah sebuah pilihan yang tidak dapat ditawar dimana hutan yang terjaga dengan baik akan menjamin asupan air, dan berbagai manfaat alam bagi kehidupan manusia. 

Keberadaan hutan yang terjaga dengan baik juga memiliki manfaat dengan terjaganya kondisi cuaca dan lingkungan yang cocok untuk kegiatan bercocok tanam, salah satunya kacang edamame atau dikenal sebagai kacang Kedelai Jepang. Kacang ini dikenal memiliki manfaat ekonomis yang tinggi karena memang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Maka tak salah Viktor Terang mencoba mengusahakan tanaman yang bentuknya seperti kacang kedelai biasa namun agak sedikit lebih besar.

“PH tanah minimal 6 menjadi syarat penting untuk tumbuh baiknya tanaman ini selain cara pengairannya serta cara perawatannya”, ungkapnya saat ditemui sedang menanam kacang edamame di bedeng sawah yang telah disiapkan. Bedeng-bedeng itu sendiri terletak di kaki bukit yang terlihat masih asri. Ia sengaja turun langsung menanam kacang tersebut dengan membuat beberapa bedeng yang dikerjakan secara manual sebagai pilot project.  Nantinya bila berhasil dengan baik ia akan mengajak masyarakat untuk mengembangkan dengan skala yang lebih luas dan dengan mekanisasi pertanian yang lebih modern yakni menggunakan traktor.

“Potensi pasarnya cukup baik, bagaimana kita memberi contoh agar nantinya masyarakat juga dapat mengusahakan lahan pertaniannya dengan komoditi seperti ini, pokoknya kita ikhtiarkan dulu dengan memanfaatkan potensi lingkungan yang ada”, ungkap pria yang sering disapa sebagai Pak Aloi ini.

Diharapkan memang masyarakat dapat memanfaatkan potensi alam yang ada sambil menjaga hutan yang masih tersisa. Karena ini merupakan sebuah rangkaian yang saling membutuhkan dan tak terpisahkan dimana alam yang terjaga maka sumber air untuk pertanian pun mudah didapatkan yang pada akhirnya menunjang hasil panen para petani. Selama ini masyarakat memanfaatkan lahannya untuk bertanam padi dan beberapa lahan belum termanfaatkan dengan baik. Semoga saja usaha yang dirintis oleh Viktor Terang ini dapat berjalan dengan baik sehingga pada akhirnya dapat menambah manfaat ekonomis bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung, semoga. (JWKS)


0 Komentar