Manusia adalah mahkluk sosial. Hal ini sesuatu
yang tak dapat dipungkiri dimana tiap kita sangat membutuhkan adanya keberadaan
orang lain. Terlepas dari semuanya itu tentu kita harus siap menerima
keberagaman entah itu suku, ras dan agama.
Indonesia sendiri dibangun dari berbagai suku
bangsa dengan berbagai latar belakang budaya. Tak salah semboyan yang diambil
pun Bhinneka Tunggal Ika. Namun saat ini dengan semakin berkembangnya media
sosial isu tentang SARA semakin marak apalagi bersamaan dengan perhelatan pesta
demokrasi. Maka isu SARA menjadi sesuatu
yang dijual bahkan mirisnya mengarah pada black
campaign dan perpecahan.
Kalimantan Barat yang berlatar belakang
masyarakat heterogen pernah merasakan kelamnya perpecahan. Sebuah situasi yang
tidak nyaman dimana segala aktivitas menjadi sangat terbatas karena dihantui
ketakutan dan rasa tak aman. Pengalaman ini tentu sangat berharga bagi kita
untuk melangkah lebih baik membangun dengan bergandengan tangan.
Tentu fanatisme seseorang pada asal usul latar
belakangnya adalah sebuah hal yang sah-sah saja namun bila hal tersebut menjadi
berlebihan itu adalah masalah. Timbul rasa curiga dan kebencian yang kemudian
diwujudkan dalam tindakan fitnah dan penyebaran Hoax adalah satu dari sekian
masalah yang dijumpai.
Tuhan tentu punya maksud menciptakan manusia
dengan berbagai perbedaanya. Bila kita bijak dan melihat sisi positif dari
keberagaman itu tentu menjadi sebuah kekuatan yang luar biasa untuk membangun
negri tercinta ini.
Kembali manusia saling membutuhkan dan tiap
suku bangsa memiliki karakteristik masing-masing. Misalnya untuk urusan dagang
orang Tionghoa, Arab dan Padang memiliki kelebihan. Untuk bertani dan beternak
orang Jawa dan Madura memiliki kelebihan. Menjadi Nelayan adalah profesi yang
banyak ditekuni oleh orang Bugis dan Melayu. Untuk membuat jalan raya khususnya
dalam pengaspalan maka orang Madura ahlinya. Bila ingin makan Durian maka kita
akan menunggu saudara kita di Pedalaman yang sebagian dari masyarakat Dayak
menjual hasil alam tersebut ke kota. Begitulah Tuhan begitu Maha Besar mengatur
kita untuk berinteraksi, bersilahturahmi dan saling mengisi agar hidup lebih
baik.
Tiap suku bangsa punya karakteristik
masing-masing. Kekhas-an ataupun ketrampilan yang dimiliki tentu bukan menjadi
barang yang tak dapat dipelajari oleh suku-suku lain. Disitulah letak
terjadinya harmonisasi dan saling belajar serta melengkapi satu dengan yang
lain. Maka tak jarang ilmu bertani, bercocok tanam dan beternak yang tadinya
boleh dikatakan kelebihan saudara kita dari suku Jawa, Bali dan Madura saat ini
masyarakat Dayak dan Melayu juga banyak yang telah menekuni sektor ini.
Keberagaman adalah sesuatu yang wajar dan tak
perlu dipertentangkan. Ini adalah kekuatan dan keunikan yang mesti kita jaga
dan kelola. Maka tak salah bila dikelola dengan baik dan benar maka keberagaman
menjadi pondasi dan modal dalam membangun daerah yang kita sayangi ini. (JWKS)
0 Komentar