Search

Pancasila Rumah Kita


Pancasila rumah kita
Rumah untuk kita semua
Nilai dasar Indonesia
Rumah kita selamanya
Untuk semua puji nama-Nya
Untuk semua cinta sesama
Untuk semua keluarga menyatu
Untuk semua bersambung rasa
Untuk semua saling membagi
Pada setiap insan
Sama dapat…sama rasa
Ooo… Indonesiaku
Lirih berpadu alunan petikan gitar dari seorang legendaris musik balada Indonesia (Alm) Franky Sahilatua terdengar dari sebuah pesawat radio. Bila diresapi tiap lirik adalah cerminan dari 5 sila yang kita kenal dengan Pancasila. Lagu itu sendiri berjudul Pancasila Rumah Kita yang dilaunching pada tahun 2011 silam.
Bukan tanpa alasan seorang Franky menciptakan lagu tersebut. Berkaca pada potret suasana kebangsaan yang tergerus oleh riak-riak intoleran dan keprihatinan akan semakin pudarnya semangat gotong royong menjadi satu dari sekian alasan inspirasi baginya menciptakan lagu ini.
Saat ini kita boleh berbangga hati karena hari lahirnya Pancasila diperingati sebagai hari libur nasional. 1 Juni disepakati sebagai hari lahirnya Pancasila dan bulan Juni sebagai bulan Pancasila.
Perpres penetapan hari lahir Pancasila mengacu pada sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam hari-hari itu, ada 3 orang tokoh yang memaparkan tentang dasar negara yakni Muhammad Yamin, Soepomo, kemudian Sukarno.

Istilah Pancasila baru diperkenalkan oleh Sukarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945. Tetapi masih ada proses selanjutnya yakni menjadi Piagam Jakarta (Jakarta Charter) pada 22 Juni 1945 dan juga penetapan Undang-undang Dasar yang juga finalisasi Pancasila pada 18 Agustus 1945.

"Bahwa rumusan Pancasila sejak tanggal 1 Juni 1945 yang dipidatokan Ir Sukarno, rumusan Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945 hingga rumusan final tanggal 18 Agustus 1945 adalah satu kesatuan proses lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara," tulis perpres tersebut.

Rumusan yang disampaikan Sukarno pada waktu itu pun berbeda dengan susunan Pancasila yang kita kenal sekarang. Dasar negara yang disampaikan Bung Karno waktu itu secara berurutan yakni: Kebangsaan, Internasionalisme atau perikemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa.

"Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa--namanya ialah Pancasila," tutur Sukarno dalam sidang BPUPKI seperti dikutip dalam buku Tjamkan Pancasila: Pancasila Dasar Falsafah Negara.

"Pidato itu menarik perhatian anggota Panitia dan disambut dengan tepuk tangan yang riuh. Sesudah itu sidang mengangkat suatu Panitia Kecil untuk merumuskan kembali Pancasila yang diucapkan Bung Karno itu," tulis Muhammad Hatta tahun 1978 dalam Wasiat Bung Hatta kepada Guntur Sukarno Putra seperti dilampirkan di buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia cetakan tahun 2011.

Pada 18 Agustus 1945 ditetapkanlah Pancasila yang kita kenal sekarang ini seperti tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi:

Satu: Ketuhanan Yang Maha Esa
Dua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Tiga: Persatuan Indonesia
Empat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan
Lima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Nah, tentu Pancasila bukan hanya untuk dihayati namun diamalkan dan diaplikasikan dalam setiap dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila adalah pondasi bernegara yang mesti kita jaga. Selamat memperingati hari Pancasila. Pancasila Rumah Kita…..(JWKS)

0 Komentar